KoranKarawang.Com
Pemkab Karawang serius bakal menggarap potensi loss-pajak atau kebocoran potensi pemasukan pajak daerah dari sektor pajak parkir akibat wajib pajak abai membayarkan kewajibannya.
"Potensi pemasukan pajak daerah yang loss ditaksir jumlahnya mencapai miliar rupiah," ujar Sekretaris Badan Pendapatan Daerah Karawang, Sahali , Selasa (09/08/2022)
Sahali menjelakan, usaha sektor parkir sendiri diketahui umumnya terbagi ke beberapa jenis. Contohnya ada yang melakukan pengelolaan parkiran di pusat perbelanjaan atau rumah sakit, dan ada juga parkiran yang fokus pada jasa penitipan motor.
Diakuinya, sejumlah upaya untuk mengejar potensi pajak dari sektor ini telah dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Karawang. Bahkan pihakanya sudah memanggil semua pengusaha parkiran se-Karawang. Namun para pelaku usaha yang 'cuannya' menggiurkan ini tak pernah serius menggubris peringatan yang dilayangkan oleh pemerintah daerah untuk taat membayarkan pajak.
Sejauh ini, jelas Sahali lagi, jumlah pengusaha parkiran secara keseluruhan ada 119 wajib pajak. Target Raihan pajak daerah dari sektor ini pada tahun 2022 dipatok di angka Rp 5,3 miliar. Namun hingga triwulan III penerimaan pajaknya baru terealisasi Rp 2,3 miliar atau 41 persen dari target.
Melihat potensi yang besar, lanjut dia, seharunya jika para wajib pajak dari sektor parkiran bisa taat membayarkan kewajiban pajaknya, akan sangat membantu raihan penerimaan pajak daerah yang secara otomatis bisa membantu percepatan pembangunan daerah.
"Padahal usaha penitipan motor ini jumlahnya sangat menjamur. Kami sudah minta berkali-kali supaya mereka mengurus izin, tapi tak pernah ada yang daftar," kata dia.
Sementara itu, untuk memaksimalkan raihan pajak yang kepada para pengusaha yang sudah terdaftar (berizin,red), Bapenda Karawang pada bulan September 2022 mendatang akan menambah alat monitoring transaksi di sejumlah titik parkiran yang dianggap perlu dioptimalkan.
"Sekarang sedang didata mana saja yang akan dipasang, nanti September pemasangannya. Ini penambahan, karena di beberapa titik saat ini sudah ada yang sudah dipasangi alat monitoring transaksi," ungkap Sahali.